Laman

Rabu, 04 Januari 2012

Beras Berdebu

Beras mestinya putih bersih dan mengkilat, namun ada saja yang berdebu lembut kekuning-kuningan. Beras yang baru keluar dari mesin penggilingan masih segar dan harum dengan semakin lengkapnya unit-unit penggilingan maka akan semakin baik kualitas berasnya. Bagi penggilingan padi yang lama dan kurang lengkap fasilitasnya akan menghasilkan beras pecah lebih banyak dan sisa-sisa katulnya masih menempel.
          Penyimpanan beras dalam karung-karung di Gudang-gudang dapat di simpan lama hingga 1 (satu) tahun jika berasnya kualitas baik dengan butir patah sedikit dan kadar air rendah serta perawatan yang memadai. Jika kondisi penyimpanan dan perawatan sama, tetapi beras yang disimpan kualitasnya rendah dengan butir patah dan menir yang banyak maka umur simpannya akan lebih pendek  6 (enam) bulan  dengan tanda-tanda beras tersebut mulai berbau apek dan berdebu.
          Terkadang beras yang kualitasnya rendah jika disimpan lebih lama akan bertambah banyak debunya karena debu beras tersebut berasal dari segolongan hama atau serangga pada beras. Serangga penyebab debu pada beras berasal dari jenis Psocoptera atau Psocids yang telah mati sebagai akibat kegiatan perawatan melalui Fumigasi atau Spraying.
Serangga tersebut hidup pada kondisi optimum (30ºC, 70% r.h.)  dengan  Kisaran (18 ºC - 36ºC, minimum r.h. 60%). Berkembang biak dengan cepat pada kondisi panas dan lembab serta toleran terhadap kelembaban rendah bila suhu mendekati optimum.
Serangga betina bertelur 1 butir perhari dan diletakan pada bahan pangan yang diserang secara acak kemudian telur menetas 1 minggu pada suhu yang sama. Serangga dewasa berumur panjang sampai beberapa bulan pada suhu 30ºC dan 6 (enam) bulan atau lebih pada 20ºC.
Sifat serangga ini bergerak cepat baik maju kedepan maupun mundur, dengan bentuk tubuhnya yang kecil dan pipih membuat serangga ini dengan mudah melakukan penetrasi pada makanan yang dikemas dengan baik. Di dalam gudang penyimpanan, populasi serangga ini yang tinggi menyebabkan lantai menjadi licin akibat akumulasi bangkai serangga.
Kebanyakan spesies ini memakan bagian endosperm yang lunak dari bijian yang telah rusak atau patah  dan menyukai tepung serta produk serealia yang lembab atau berjamur, terkadang juga memakan bangkai dan telur serangga lainnya
Psocids atau gurem umumnya juga tidak dianggap sebagai hama penting pada penyimpanan biji-bijian. Namun demikian dari waktu kewaktu populasi serangga dapat berkembang dengan pesat dan banyaknya bangkai gurem di tumpukan biji-bijian menyebabkan kontaminasi berat. Besarnya kerusakan akibat serangan serangga ini agak sukar diukur, serangga ini tidak menyebabkan susut berat yang signifikan
Pada gudang beras, hama ini tidak memakan beras yang disimpan di dalam gudang tetapi memakan kotoran-kotoran, jika terdapat pada gudang berarti gudang tersebut lembab sehingga perlu diusahakan agar kelembaban menjadi berkurang.
Perlakuan fumigasi yang buruk menyebabkan dengan mudah komoditas di gudang dapat diserang kembali sedangkan pada stadia telur karena agak toleran terhadap fosfin ada kemungkinan akan menetas dan hidup setelah fumigasi, Namun demikian menurut beberapa publikasi ilmiah dapat diberantas bila fumigasi dilaksanakan dengan baik.
Beras dengan jumlah banyak dan lama disimpan dengan kualitas medium hingga jelek, adalah hal yang wajar jika beras setelah disimpan 6 (enam) bulan lebih akan berdebu sebagai akibat banyaknya bangkai gurem sehingga disarankan untuk dapat diproses ulang untuk mendapatkan beras yang bersih.
Konsumen di anjurkan untuk mencuci beras lebih bersih dan merendam selama 5 - 10 menit sebelum ditanak guna mengembalikan sifat fisik beras seperti semula sehingga akan mudah di masak dan enak .... Selamat mencoba (AQ)
(dari beberapa sumber dan pengalaman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar